Jokowi Sebut Propaganda Rusia di Pilpres, TKN: Itu Hanya Sebuah Istila
Mencuatnya istilah
"Propaganda Rusia" berawal dari pernyataan Presiden Joko Widodo yang
menyebut ada pihak yang menggunakan konsultan asing di Pemilu 2019. Hal itu
diungkapkan Jokowi di hadapan relawan Sedulur Kayu dan Mebel di Aula De
Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (3/2/2019).
Jokowi tak menyebut siapa pihak
yang memakai konsultan politik asing. Mantan Wali Kota Solo itu hanya menyebut
konsultan asing tersebut menggunakan teori Propaganda ala Rusia. Agen Togel Terpercaya
Menurut Ace, pernyataan Jokowi
soal adanya tim sukses yang menggunakan konsultan asing dan Propaganda Rusia
hanyalah sebuah istilah yang digunakan Jokowi dalam menggambarkan teknik
kampanye suatu tim sukses.
"Pernyataan Pak Jokowi
sebagai calon presiden tentang propaganda Rusia hanyalah sebuah istilah dan
tidak berhubungan dengan intervensi negara Rusia pada proses politik di
Indonesia," ujar Ace dalam keterangannya, Senin (4/2/2019).
Ace mengatakan istilah Propaganda
Rusia, mulai populer setelah RAND Corporation menerbitkan artikel berjudul The
Russian “Firehouse of Falsehood” Propaganda Model yang ditulis oleh Christopher
Paul dan Miriam Matthews. Artikel itu tercatat diterbitkan RAND tahun 2016.
"Artinya istilah itu sudah
mulai populer sejak 3 tahun yang lalu. Murni istilah dan referensi akademik,"
ucap Ace.
Selanjutnya, penggunaan metode
propaganda Firehose of Falsehood, ditenggarai digunakan dalam berbagai proses
politik elektoral di Brazil, Mexico dan terakhir juga di Venezuela. Sehingga,
lanjut Ace sudah menjadi bagian dari metode perpolitikan baru di era
post-truth.
Menurut Ace penggunaan istilah
ini tidak ada hubungan dengan intervensi negara Rusia dalam persoalan domestik
di negara-negara yang menggunakan metode itu.
Ace mengklaim, hubungan
persahabatan Indonesia dan Rusia justru semakin erat di era pemerintahan
Jokowi. Bahkan terakhir pada 14 November 2018, ketika KTT ASEAN ke 33, Jokowi
bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Singapura untuk membahas
peningkatan kerja sama ekonomi.
Sebelumnya, Kedutaan Besar Rusia
untuk Indonesia menanggapi pemberitaan di Indonesia yang menggunakan istilah
'Propaganda Rusia' jelang Pilpres 2019.
Melalui akun Twitternya, Kedutaan
Rusia menyampaikan terdapat beberapa publikasi di media massa yang menyampaikan
seakan-akan ada penggunaan “propaganda Rusia” oleh kekuatan-kekuatan politik
tertentu di Indonesia. Judi Casino
"Kami menggarisbawahi bahwa
posisi [...] Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan
proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang
merupakan sahabat dekat dan mitra penting kami," demikian pernyataan
Kedutaan.
Istilah "Propaganda
Rusia" tak hanya muncul menjelang Pilpres Indonesia. Pernyataan
"Propaganda Rusia" sempat mewarnai Pemilihan Presiden AS.
"Istilah ini sama sekali tidak berdasarkan pada realitas,' tulis Kedutaan.
Post a Comment